Minggu, 06 November 2016

Setelah 10 Tahun Ditahan di Amerika Serikat, Hambali "Otak Bom Bali" Jalani Sidang Perdana



Dalang teror Bom Bali 2002 serta otak serangan mematikan di penjuru Asia Tenggara, akan tetap berada dalam penjara Guantanamo. Permintaan untuk bebas Hambali atau Riduan Isamuddin ditolak oleh pemerintah AS.

Ia ditangkap oleh CIA di Ayutthaya, Thailand pada Agustus 2003 atas tuduhan sebagai bos Al Qaeda wilayah Asia Tenggara. Dan selama 3 tahun kemudian, agen mata-mata AS itu menyembunyikan keberadaan dirinya. CIA menyebut ia ditahan di 'situs hitam' dan pada 4 September 2006 ia ditransfer ke penjara Guantanamo, Kuba.


Semenjak penangkapan dan penahannya, pemerintah RI meminta AS untuk memberi akses menemui Hambali. Tapi tidak pernah terlaksana hingga saat ini. Pun Hambali, ditangkap tanpa disidangkan sesuai dengan hukum yang berlaku.

Hambali sama sekali tidak disidangkan setelah 13 tahun tertangkap. Selama di Guantanamo, pria berusia 60 tahun itu tidak pernah melakukan keonaran apapun. Padahal 2009 hingga 2010, gugus tugas pemerintahan Obama telah merekomendasikan untuk sidang.


Pada Kamis 25 Agustus lalu, pertama kalinya setelah 13 tahun, pria asal Bogor itu tampil di muka publik di persidangan di tahanan Guantanmo. Sidang itu menentukan apakah ia diperbolehkan meninggalkan sel tahanan di penjara Pentagon Guantanamo atau tidak. Namun 30 hari kemudian, ia mendapat jawaban berupa penolakan.

Dalam persidangan selama 10 menit, Hambali wajib mendengarkan laporan peninjauan periodik. Selama itu, pria kelahiran Sukabumi itu dilarang berbicara. Hambali tak menggunakan kacamata gagang tanduk warna gelap seperti khasnya. Berat badannya menyusut dibanding saat kali pertama ia ditangkap.


Amerika Serikat menolak permintaan itu, dikarenakan Hambali alias Riduan Isamuddin masih menjadi ancaman signifikan bagi keamanan AS, demikian pernyataan pihak AS seperti dilansir dari News.com.au, Minggu (6/11/2016).

Menurut pengujian dari intelijen AS,yang juga datang di pengadilan itu mengatakan Hambali masih menjadi ancaman keamanan. Tim menyebutnya, "Hambali mampu mengumpulkan kekuatan ekstremis dan kebenciannya terhadap AS belum selesai. Ia akan mencari jalan untuk terhubung kembali dengan jaringannya di Indonesia dan Malaysia, untuk membuat kelompok dan pengikut baru jika ia dibebaskan dari Guantanamo."
 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut