Sabtu, 18 Februari 2017
Home »
Politik
» Agus Yudhoyono : Saya Belajar Dari Ahok "Saya Bukan Boneka Bapak Saya" Suara Saya Akan Beralih Ke Ahok.
Agus Yudhoyono : Saya Belajar Dari Ahok "Saya Bukan Boneka Bapak Saya" Suara Saya Akan Beralih Ke Ahok.
Agus Yudhoyono sudah pasti tidak bisa mengikuti putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Suara Agus di beberapa lembaga survey bahkan tidak ada yang menyentuh angka 20 persen. Banyak faktor yang menjadi alasan di balik jebloknya suara Agus. Namun satu hal, Agus telah menjadi petarung yang baik dan telah berbesar hati mengakui kekalahannya. Meskipun persentase suara yang didapat Agus memiliki selisih lumayan dengan calon-calon lainnya, suara ini akan menjadi rebutan dua pasangan yang tersisa.
Baik Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi akan sama-sama menggarap pemilih Agus-Silvy, golput, dan swing voters dalam Pilkada Putaran Kedua 19 April 2017 mendatang. Rerata suara Agus di berbagai lembaga survey bekisar di angka 16-17%, sementara Ahok ada di angka 43% dan Anies 40%. Limpahan suara ini akan menjadi tiket bagi calon tersisa untuk menduduki kursi DKI 1.
Pertama-tama memang Agus dan Ahok harus bertemu. Entah sebagai pertemuan empat mata atau mau sekalian mengajak Silvyana Murni dan Djarot Saiful Hidayat. Ahok harus bisa meyakinkan Agus bahwa langkah Agus selanjutnya akan sangat menentukan karier politik putra sulung SBY ini. 99% Agus tidak mungkin kembali lagi ke militer sehingga kemungkinan besar ia akan terjun dalam politik dan bisnis. Dengan berani punya pilihan sikap politik sendiri, secara tidak langsung Agus akan membuktikan ke masyarakat “Saya Bukan Boneka Bapak Saya“. Agus pun akan bisa belajar banyak dari Ahok tentang bagaimana menjadi politisi dan birokrat yang baik. Meskipun berbagai isu menerpa, tapi tetap memiliki basic konstituen yang kokoh.
Dengan merapat dan menimba ilmu dari Ahok-Djarot maka Agus akan bisa membuktikan bahwa sebagai seseorang yang intelek dan mantan komandan militer, dia tahu bagaimana harus menghargai kinerja baik dan nyata dari seseorang. Banyak yang ilfeel dengan poin kampanye Agus yang bawa-bawa soal agama. Dengan merapat ke Ahok, Agus bisa menunjukkan bahwa secara personal dia adalah insan yang menghormati perbedaan dan pluralisme.
Siapapun yang ingin menjabat di negara ini harus meletakkan kecintaan dan aplikasi kehidupan berbangsa bernegara sesuai Pancasila dan Undang-Undang Dasar dengan baik. Jadi secara etika sudah tidak elok jika calon pejabat malah didukung oleh Ormas yang mau merusak negara. Dengan menggandeng tangan Ahok dan Djarot, Agus bisa membuktikan bahwa dia nasionalis sejati, dia paham tentang Pancasila, dan dia menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an bangsa ini. Ini akan sangat membantu Agus jika dia ingin menjadi sesuatu di Negara ini suatu hari nanti.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.