Minggu, 07 Agustus 2016

Bagaimana jika Harga Sebungkus Rokok Lebih dari Rp 50.000?





Murahnya harga rokok dinilai menjadi penyebab tingginya jumlah perokok di Indonesia. Dengan harga rokok di bawah Rp 20.000, orang yang kurang mampu dan anak-anak usia sekolah tidak keberatan mengeluarkan uang untuk membeli rokok.

Untuk itu, menurut Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Hasbullah Thabrany, harga rokok seharusnya dinaikkan setidaknya menjadi dua kali lipat.

"Dengan menaikkan harga rokok, dapat menurunkan prevalensi perokok, terutama pada masyarakat yang tidak mampu," ujar Hasbullah dalam acara 3rd Indonesian Health Economics Association (InaHEA) Congress di Yogyakarta, Kamis (28/7/2016) malam.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Hasbullah dan rekannya, sejumlah perokok pun akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan dua kali lipat. Survei dilakukan terhadap 1.000 orang melalui telepon dalam kurun waktu Desember 2015 sampai Januari 2016.

"Sebanyak 72 persen bilang akan berhenti merokok kalau harga rokok di atas Rp 50.000," ungkap Hasbullah.

Hasil studi juga menunjukkan, 76 persen perokok setuju jika harga rokok dan cukai dinaikkan. Hasbullah mengatakan, strategi menaikkan harga dan cukai rokok pun sudah terbukti efektif menurunkan jumlah perokok di beberapa negara.


Harga rokok di Indonesia memang paling murah dibanding negara lain. Di Singapura, misalnya, harga sebungkus rokok bisa mencapai Rp 120.000. Di Indonesia, hanya Rp 12.000 sudah bisa mendapat satu bungkus rokok.

Tingginya jumlah perokok di Indonesia meningkatkan beban ekonomi karena banyak masyarakat yang sakit-sakitan.

Sedangkan peningkatan harga rokok dan cukai pun bisa meningkatkan pendapatan negara. Pendapatan itu bisa digunakan untuk kesehatan.


"Kalau rokok dinaikkan dua kali lipat jadi Rp 50.000, paling tidak ada tambahan dana 70 triliun untuk bidang kesehatan," lanjut Hasbullah.

Menurut Hasbullah, butuh keberanian Presiden Joko Widodo untuk menaikkan harga dan cukai rokok. Hasbullah pun berencana bertemu Menteri Keuangan yang baru dilantik, Sri Mulyani, dalam waktu dekat untuk membahas hal ini.

Kamis, 04 Agustus 2016

Bihun Bikini Dengan Gambar Seksi Tubuh Wanita Banyak diprotes Orang

 Bihun Bikini Merusak Otak Anak Dengan Gambar Seksi Tubuh Wanita 


Jika biasanya polemik pornografi menjangkiti tayangan televisi, sinema, buku, atau produk media massa lainnya, kali ini netizen dibikin tersentak oleh produk makanan. Coba tebak? Yup, bihun instan. Bukan karena terlalu banyak kandungan ini dan itu, melainkan karena bungkus kemasan bihun instan bernama Bikini (akronim dari Bihun Kekinian) ini dianggap tidak senonoh dan mengandung unsur pornografi, sampai-sampai diprotes oleh lembaga konsumen Indonesia.

Daripada penasaran langsung aja yuk scroll ke bawah!

Selain artwork atau gambarnya menjurus pornografi, tulisan slogannya malah makin memperkeruh masalah: ”remas aku”

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi memprotes sebuah produk makanan ringan bermerek Bikini. Beliau mengatakan bahwa makanan yang banyak dijual di media sosial tersebut tidak senonoh.



“Itu adalah sebuah produk makanan ringan (mi instan) dengan tajuk yang sangat tidak edukatif bahkan tak senonoh,” Tulus via tempo.com

Belakangan, makanan ringan buatan perusahaan makanan ringan bernama Cemilindo itu memang tersebar melalui pesan berantai. Kemasannya menampilkan penampakan tubuh wanita dari bahu hingga panggul yang hanya mengenakan bikini. Tak bisa dipungkiri kalau visualnya memang provokatif. Tapi yang sebenarnya memancing emosi banyak kalangan adalah tulisan ‘remas aku’ pada bagian bawah yang agaknya merupakan slogan dari bihun instan tersebut.

Berita soal bihun Bikini ini cepat tersebar. Malah sampai sekarang masih dijual melalui situs penjualan online. Jangan-jangan Kamu udah sempat beli?



YLKI memprotes peredaran produk tersebut dan memintanya segera ditarik dari pasaran. Setelah melalui pengecekan, produk makanan ringan itu ternyata juga belum terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kendati mencantumkan logo halal, Tulus menduga logo tersebut palsu. Ia menuntut BPOM memberikan teguran keras kepada produsen. Selain itu, ia juga meminta agar segala bentuk penjualan lewat media sosial segera ditutup.

“Penjualan via online, khususnya yang via www.olx.com dan Bukalapak.com, agar segera dihentikan. Konsumen pun tak usah membeli produk makanan seperti itu, khususnya anak-anak,” Tulus via tempo.co

Harganya sih murah, belasan ribu. Tapi efek sampingnya lho yang mahal.



Ternyata bihun Bikini ini punya 4 varian rasa: pedas, jagung bakar, balado dan pizza. Nah, kisaran harganya sih tergolong ramah di kantong, mulai dari 15 ribu sampai 18 ribu rupiah. Tapi, efek sampingnya lho yang mahal. Kalau dipesan sama anak-anak di bawah umur bisa berabe. Baiknya sih, kemasan bihunnya didesain ulang agar anak-anak nggak mikirin hal negatif soal bihun ini. Tapi karena distribusinya sudah merebak kemana-mana otomatis penjualan bihun Bikini ini susah dikontrol. Mau bagaimana lagi, sekarang tergantung kebijakan yang jualan bihun ini deh.


Padahal ini cuma bihun lho. Kenapa harus sampai mengeksploitasi sisi seksualitas dan minta diremas-remas segala. Hmm kayaknya para pengusaha makanan kemasan perlu lebih cerdas mengolah branding produk mereka. Jadikan pelajaran ya.
resep donat empuk ala dunkin donut resep kue cubit coklat enak dan sederhana resep donat kentang empuk lembut dan enak resep es krim goreng coklat kriuk mudah dan sederhana resep es krim coklat lembut resep bolu karamel panggang sarang semut